Terorisme memang menjadi ancaman serius bukan hanya terhadap perdamaian dan keamanan Internasional, tapi juga berdampak kepada keamanan, perkembangan sosial dan ekonomi dalam negeri termasuk di wilayah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara.
Berkaitan dengan permasalahan kegiatan terorisme di Tanah Air, Pasukan Elit Angkatan Darat Detasemen 81 (Kopassus) menggelar latihan pembebasan sandera di komplek BNDCC Nusa Dua dengan melibatkan satu Detasemen pasukan Sanda (Sandi Yudha) Kopassus pada Sabtu malam (16/3).
Pada kesempatan tersebut Danjen Kopassus, Mayjen TNI Agus Sutomo menyampaikan tujuan latihan ini adalah untuk mengenal wilayah yang ada di seluruh Indonesia, khususnya di Provinsi Bali yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata manca negara dan tempat penyelenggaraan kegiatan yang bersifat internasional sehingga apa bila suatu saat Kopassus ditugaskan untuk melaksanakan Pengamanan VVIP di Provinsi Bali sudah tidak asing lagi khususnya dalam penguasaan medan.
Disamping itu latihan ini merupakan latihan rutin yang bertujuan untuk memelihara kemampuan tempur satuan maupun dalam penanggulangan teroris, oleh karena itu keberhasilan latihan ini tidak terlepas dari keseriusan para parajurit yang terlibat yang dilandasi oleh semangat, disiplin, kesungguhan dan motivasi berlatih untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas, serta profesionalisme sesuai dengan tuntutan tugas. Hal ini harus terus dipelihara bahkan ditingkatkan, mengingat aksi terorisme telah menjadi keprihatinan bagi masyarakat di Indonesia maupun masyarakat di dunia Internasional sehingga dikategorikan sebagai salah satu kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity).
Secara sepesifik latihan ini adalah untuk mengaplikasikan teknik dan taktik operasi pembebasan sandera yang pada hakekatnya adalah merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan satuan Gultor (Penanggulangan Teroris) dalam menghadapi kemungkinan terjadinya aksi terorisme di Tanah Air dalam rangka menjaga dan menjamin stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Disamping itu jika dilihat dari aspek psikologisnya, secara intern latihan ini dapat dijadikan sebagai momentum yang sangat strategis dalam membangun jalinan emosional dan kekompakan yang kokoh kuat serta memupuk semangat kebersamaan dan keterpaduan antar pelaku di lapangan. Sedangkan untuk keluarnya latihan ini hendaknya dapat memberikan sinyal peringatan kepada para teroris yang ingin melancarkan kegiatan dapat mengurungkan niat dan aksinya.
Latihan ini disaksikan oleh Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Kapolda Bali, Irjen Pol Arif Wachyunadi, Kasdam IX/Udayana, Waka Polda Bali, Irdam IX/Udayana, para Asisten Kasdam IX/Udayana dan Para Kabalakdam IX/Udayana. (Pendam IX/Udayana)
sumber : TNI AD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar