Pasukan elit TNI, Kopassus merupakan kesatuan yang telah menggunakan senapan terbaru buatan PT Pindad (Persero). Seperti penggunaan pertama untuk senapan serbu SS2.
Diperkenalkan sejak 2006, senjata SS1 ini selalu diuji kelayakannya oleh Kopassus. Setelah dilakukan penyempurnaan, akhirnya Kopassus bersedia menggunakan SS2.
“SS2 itu kan pertama di Kopassus dulu. Kopassus tembus, baru kita produksi massal. Pertama kita bikin mereka coba, ada feed back penyempurnaan, kita buat dan yang pertama kita buang,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Saat ini, SS2 telah dirancang dalam 4 varian yakni SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4, SS2-V5. Senapan serbu ini, dibandrol mulai dari harga Rp 8 juta per unit.
Selain SS2, Kopassus juga telah menggunakan 2 tipe senapan untuk keperluan penembak jitu atau sniper. Senapan tersebut diantaranya: tipe SPR-2 dengan jangkauan tembak 2.000 meter dan SPR-3 dengan jangkauan tembak 900 meter.
Untuk senapan SPR-2 dijual seharga Rp 138 juta per unit dan senapan SPR-3 dijual seharga Rp 95 juta per unit. Namun, untuk senapan khusus pertempuran jarak dekat, yakni senapan hand gun machines buatan Pindad yakni PM2-V1 dan PM2-V2, belum digunakan oleh Kopassus karena belum memenuhi standar yang diminta.
“Senjata kita ada yang belum masuk untuk tempur jarak dekat. Dia pakai H&K (MP5),” katanya.
Adik mengaku, standar yang ditetapkan Kopassus terbilang sangat tinggi. Hal ini, kadang menjadi tantangan tersendiri bagi Pindad untuk memenuhinya. Namun, ketika produk senjata atau kendaraan tempur lolos uji Kopassus, produk tersebut dijamin bisa diproduksi secara massal dan diterima di kesatuan lain.
“Kalau Kopassus beli itu sedikit-sedikit. Kalau cari untung gak bisa karena unitnya kecil dan keperluan khusus. Tapi requirement tinggi. Kalau dia pakai. Berati kita punya produk diakui kualitasnya. Soalnya dia minta yang spesial banget,” tegasnya.
sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar