Satu prajurit di Indonesia harus menjaga wilayah seluas 5,79 km2.
Calon Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengeluhkan minimnya jumlah prajurit dibandingkan luas wilayah Indonesia. Selain itu, jumlah prajurit pada tahun 2013 ini, juga terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah warga Indonesia yang perlu dilindungi.
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menjalani uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Rabu 21 Agustus 2013. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, kata dia, seorang prajurit menjaga wilayah seluas 5,79 kilometer persegi.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, kata Moeldoko, perbandingannya satu orang prajurit Malaysia, mengamankan wilayah seluas 4,12 kilometer persegi. Sementara, satu orang prajurit Thailand mengamankan 2,71 kilometer persegi. Di Singapura, satu orang prajurit hanya mengamankan 0,01 kilometer persegi.
Rasio prajurit TNI untuk keselamatan jiwa warga Indonesia, juga sangat jauh. Moeldoko mengatakan, satu orang prajurit TNI harus melindungi 722 orang warga Indonesia. Jika dibandingkan dengan Malaysia, hampir separuh. Di mana, satu orang prajurit Malaysia, harus menjaga 310 orang.
Di Thailand, satu orang prajuritnya harus melindungi 342 orang dan satu orang prajurit Singapura harus melindungi 91 warganya. "Untuk mengembangkan rasio, saya akan meningkatkan kualitas SDM dan ketercukupan alutsista secara bertahap," kata Moeldoko.
Masalah lain yang dia soroti adalah keterbatasan anggaran untuk TNI. Padahal, Moeldoko punya visi dan misi untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dan peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, prajurit TNI, juga diharapkan dapat dilengkapi dengan alutsista yang argonomis.
"Keterbatasan sumber daya anggaran menjadi kendala untuk melengkapi alutsita dan pemeliharaannya serta prasarana dan latihan," kata dia.
Di sisi lain, kata Moeldoko, perlu ada peningkatan penghasilan prajurit TNI. Saat ini penghasilan TNI masih sangat jauh dibanding dengan institusi lainnya.
Selain itu, kurang adanya dukungan dengan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Militer dan perumahan prajurit TNI. "Kondisi ini secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi profesionalismenya. Untuk itu, perlu langkah inovasi," ujar dia.
sumber : Viva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar