Sabtu, 09 Maret 2013

Digempur Serangan Malaysia, Pengikut Sultan Sulu Belum Juga Menyerah


Sabah - Otoritas Malaysia melancarkan serangan udara untuk yang kedua kalinya di wilayah Sabah, yang menjadi lokasi bentrokan dengan kelompok bersenjata asal Filipina. Namun tampaknya serangan ini gagal untuk menumpas kelompok bersenjata yang merupakan pengikut Sultan Sulu tersebut.

Serangan udara ini dilakukan pada Jumat (8/3) waktu setempat di zona merah, wilayah yang dicurigai menjadi persembunyian para pengikut Sultan Sulu di Sabah. Hingga saat ini, sejumlah anggota kelompok bersenjata masih dalam pengejaran polisi Malaysia. 

Belum ada indikasi bahwa kelompak bersenjata tersebut akan menyerah. Meskipun pemerintah Malaysia telah empat kali memperpanjang tenggat waktu (deadline) bagi mereka untuk menyerah. 

Seperti diberitakan oleh New Straits Times, Sabtu (9/3/2013), serangan udara yang dilancarkan otoritas Malaysia kemarin di Kampung Tanduo, merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan. Kepolisian dan militer Malaysia melakukan Operasi Daulat sejak Selasa (5/3) demi menumpas para pengikut Sultan Sulu yang meresahkan warga setempat.

Pada Jumat (8/3), sejumlah saksi mata mengaku mendengar suara ledakan keras dalam beberapa jam. Kemudian diikuti oleh serangan udara aparat Malaysia pada siang dan malam hari. Suara ledakan pun terus terdengar.

Namun ternyata, serangan terus-menerus tersebut tidak mampu melumpuhkan kelompok bersenjata yang masih terus bertahan di Sabah. Kendati demikian, diperkirakan para pengikut Sultan Sulu tersebut mulai menghadapi sejumlah kesulitan dalam persembunyiannya. 

Media Filipina mengungkapkan, para anggota kelompok bersenjata tersebut mulai kelaparan karena terus bergerilya menghindari kejaran aparat Malaysia. Mereka juga kesulitan mencari bantuan dari kolega maupun anggota klan mereka di wilayah tersebut, karena polisi Malaysia telah menahan sejumlah pendukung dan simpatisan Sultan Sulu yang ada di Sabah.

Kepala Kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Ismail Omar menyebut para pengikut Sultan Sulu masih enggan menyerah meskipun sang Sultan Sulu Jamalul Kiram III sendiri telah mengklaim bahwa 'pasukannya' menginginkan perdamaian.

Sementara itu, klaim Kesultan Sulu bahwa pihaknya menyandera 4 anggota Kepolisian Malaysia dan akan digunakan sebagai jaminan agar aparat Malaysia menghentikan serangan, tidak dianggap serius oleh Malaysia. Ismail menyatakan, pihaknya telah mendatat seluruh aparat yang bertugas dalam operasi tersebut dan tidak ada satupun personel yang menghilang.

Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.

Bentrokan ini telah menewaskan 60 orang, yang terdiri atas 52 anggota kelompok bersenjata dan 8 personel Kepolisian Malaysia.


sumber : detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar