Rabu, 25 September 2013

16 Pesawat Tempur Sukhoi Siap Menjaga Kedaulatan RI


Pesawat Tempur SU-30 MK 2 dan SU-27 SKM yang ber home base di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin pesanan pemerintah Indonesia sesuai kontrak Nomor Trak/1099/VII/2007 Tanggal 23 Juli 2007, yang tiba di Lanud Sultan Hasanuddin secara bertahap yaitu semenjak Tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009, 2010 dan 2013, menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin buatan KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, saat ini telah lengkap 16 Unit pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2.
Untuk tahap terakhir di tahun 2013 ini, Pemerintah RI menerima 6 pesanan pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 dari 16 unit pesanan Pemerintah RI yang sebelumnya menjalani perakitan selama satu Minggu di Skadron Teknik 044 oleh Tim Teknisi dari Rusia yang dibantu oleh Teknisi dari Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin, yang secara simbolis penyerahan Logbook/miniatur pesawat SU-30 MK2 yang diserahkan oleh pihak Pemerintah Rusia/JSC Rosoboronexport diwakili Duta Besar Rusia di Indonesia Mr.Mikhail Galuzin kepada Kementerian Pertahanan RI diwakili Kepala Baranahan Kemhan Laksamana Muda TNI Rahmat Lubis yang selanjutnya diserahkan kepada TNI yang diterima oleh Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo di Apron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin, (24/9).
Acara dihadiri Menteri Pertahanan RI Bapak Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Tiga Angkatan, Para Pejabat Komisi I DPR RI, Bapennas, Kementerian Keuangan RI, Gubernur Sulsel, Pangkoopsau II, Pangdam VII Wirabuana dan Kapolda Sulselbar, Pangkosekhanudnas II, Komandan Lantamal VI, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Muspida Provinsi Sulawesi Selatan serta undangan lainnya.
Kegiatan penyerahan yang dimulai pukul 13.00 Wita tersebut diawali dengan Prosesi Pelangi Pesawat SU-30 MK2, Pementasan Tarian khas 4 Etnis suku budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar, Penyerahan Logbook/miniature Pesawat SU-30 MK2, Penekanan tombol sirene/pelepasan 16 Burung Merpati, sambutan Menteri Pertahanan yang dilanjutkan dengan konferensi pers yang sebelumnya dilaksanakan peninjauan pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 dan SU-27 SKM yang telah dilengkapi persenjataan terbaru yang terpasang di pesawat merupakan kombinasi persenjataan Air to Air dan Air to Ground. Persenyataan inilah antara lain kemampuan yang dimiliki oleh pesawat tempur Sukhoi untuk menghalau dan menghancurkan lawan baik di udara maupun di atas permukaan yang senantiasa siap siaga terbang menjaga kedaulatan wilayah udara NKRI dan sanggup menjangkau setiap titik di NKRI.
Adapun 16 Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2 dan SU-27 SKM pesanan Pemerintah RI dari Pemerintah Rusia diangkut dengan pesawat Antonov AH-124-100, untuk tahap pertama di Tahun 2013 pesawat SU-30 MK2 dan SU-27 SKM diterima di Lanud Iswahyudi Madiun, baru di tahun 2009 dipindahkan ke Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin.

Sumber : TNI AU

Rabu, 18 September 2013

Pesawat Tempur Sukhoi Laksanakan Terbang Malam

Pesawat Tempur Sukhoi Laksanakan Terbang Malam

LANUD SULTAN HASANUDDIN (18/9),-Para penerbang tempur Skadron  Udara 11  Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin  selama 4 (empat) hari mulai Tanggal 16 s.d. 19 September 2013 terus menempa diri dengan melaksanakan latihan Night Flight (terbang malam), di wilayah udara sekitar Lanud Sultan Hasanuddin.

Latihan terbang malam dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan, profesiensi guna meraih profesionalisme sebagai seorang penerbang tempur TNI Angkatan Udara, sebelum melaksanakan terbang malam, diawali dengan briefing di Ruang Shelter Skadron Udara 11 Wing 5.     

Dalam kegiatan Latihan terbang malam, Skadron Udara 11 yang merupakan home base pesawat tempur  Sukhoi SU- 30 MK2 dan SU-27 SKM,  yang dilaksanakan secara terjadwal tersebut selain melibatkan para teknisi dan crew dari Skadron Udara 11, juga unsur personil pendukung penerbangan seperti petugas PLLU, Meteorologi, Crashteam serta petugas lainnya dari Dinas Operasi, Dinas Logistik serta Dinas Personil, dan Kesehatan yang merupakan aplikasi dari pelaksanaan program kerja Lanud Sultan Hasanuddin.

sumber : TNI

Selasa, 03 September 2013

Kisah armada RI sangat disegani, terkuat di belahan bumi Selatan



Lembaga analisa militer Global Firepower merilis kekuatan Indonesia kini berada di urutan 15 dunia sejak Juni 2013. Sebelumnya, tahun 2011 lalu Indonesia masih berada di peringkat 18 besar dunia.

Untuk kawasan Asia Pasifik, Indonesia tercatat sebagai negara terkuat nomor 7. Jauh di atas Malaysia (33) dan Singapura (47). Itu adalah gambaran kekuatan militer Indonesia saat ini. Jauh sebelumnya, ketika era Orde Lama, kekuatan militer Indonesia sangat disegani di dunia. Bahkan, kekuatan militer Indonesia adalah yang terbaik di belahan bumi Selatan. Ini fakta kekuatan militer Indonesia hingga dulu disegani

1. KRI Irian
KRI Irian

Pada periode 1960-an, Indonesia memiliki sebuah kapal perang terbesar di Asia dan belahan bumi bagian selatan. Kapal itu diberi nama KRI Irian, dibeli dari Rusia tahun 1962.

KRI Irian sebelumnya bernama Ordzhonikidze atau Object 055. Nama kapal diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory 'Sergo' Ordzhonikidze. Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952 oleh Armada Baltik Uni Soviet.

Ordzhonikidze merupakan sebuah kapal penjelajah kelas Sverdlov (Project 68-bis). Panjangnya 210 meter dengan lebar 22 m. Bobot kapal mencapai 13.600 ton. Kapal ini termasuk salah satu yang tercanggih pada masanya.

Senjata utama dari KRI Irian adalah 4 buah turret/kubah, dimana setiap turret berisi 3 meriam kaliber 6 inchi. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inchi di geladaknya.

Selain itu, kapal dilengkapi 10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm. 12 Kanon tipe 57 cal. B-38 kaliber 15.2 cm (6 di depan, 6 di belakang). 12 Buah kanon ganda tipe 56 cal. Model 1934 6 (twin) SM-5-1 kaliber 10 cm. Selain itu 32 buah kanon multi fungsi kaliber 3,7 cm dan 4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara).

Indonesia membeli kapal ini saat persiapan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat. Sebelumnya Rusia tidak pernah menjual kapal seberat dan sebesar ini. Terlihat bagaimana saat itu Rusia begitu mengistimewakan Indonesia.

2. Armada udara tercanggih di dunia

MIG-17 AURI

Armada udara Indonesia pada tahun 1960-an adalah salah satu yang terkuat di dunia. Perinciaannya bisa bikin negara jiran bergetar. Salah satu kekuatan adalah 20 pesawat pemburu MiG-21 Fishbed. MiG-21F Fishbed, sebutan NATO adalah jet tempur penghadang (intercept) paling ditakuti barat kala itu. Soviet menyebutnya sebagai Balalaika, alat musik tradisional Rusia. 

MIG 21 dibuat oleh pabrikan Mikoyan Gurevich. DiciptakaIndonesia termasuk di antara 30 negara yang pernah mengoperasikan MIG-21. Soviet membuat pesawat ini untuk memenuhi permintaan angkatan udara Soviet akan sebuah pesawat tempur pencegat (interceptor) yang mampu terbang supersonic. Kini, pesawat itu bisa dilihat pada monumen di depan Museum Satria Mandala Jakarta. 

Selain MiG-21, AURI juga tercatat memiliki 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat tempur high subsonic MiG-17 dan 10 pesawat supersonic MiG-19.

3. Pembom strategis Tupolev



Militer Indonesia juga memiliki 25 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev. Pada masa itu hanya Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris yang punya pesawat pembom secanggih yang dimiliki Indonesia. Pesawat ini juga dilengkapi dengan peralatan elektronik tercanggih pada masanya dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel yang bisa menenggelamkan kapal temput Barat. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI pada tahun 1970.

Dirancang untuk menjadi serba bisa, Tu-16 diproduksi dalam berbagai varian untuk mata-mata, patroli maritim, pengumpul data elektronik intelijen, dan perang elektronik. Sebanyak 1507 pesawat dibangun di tiga pabrik pesawat di Uni Soviet antara tahun 1954 hingga tahun 1962. Varian untuk sipil, Tu-104 Camel, menjadi pesawat penumpang untuk maskapai penerbangan Uni Soviet, Aeroflot.

4. Kapal selam Whiskey

Whiskey Class

Kapal selam kelas Whiskey adalah kapal selam militer buatan Uni Soviet yang dibuat pada era Perang Dingin. Desain dari kapal ini sebenarnya adalah versi sederhana dari kapal selam Jerman U-boat Tipe XXI pada masa Perang Dunia II, walaupun kapal selam ini tergolong jenis yang berbeda sejak bisa menembakkan peluru kendali.

Pada masa operasi Trikora, Indonesia sebenarnya memesan hanya enam kapal selam tetapi bertambah menjadi 12 kapal selam. Kapal ini disiapkan untuk menghadapi Kapal Induk Karel Doorman milik Belanda yang menuju ke perairan Irian barat. Konon, karena saat itu minim sumber daya militer Indonesia yang bisa mengoperasikan kapal selam Whiskey, ada beberapa prajurit Soviet yang terus membimbing dalam operasi Trikora.

5. Helikopter Mi-6


Pada era 1960-an, TNI-AU memiliki jenis helikopter raksasa, Mi-6. Mi-6 adalah helikopter buatan Rusia yang diproduksi oleh biro Mil yang dipimpin oleh Mikhail L Mil. Keluar pertama kali pada September 1957 dan merupakan helikopter yang terbesar di dunia, dan memecahkan berbagai rekor dunia. Rekor terbesar disandang sampai muncul penggantinya pada awal 1980-an, Mil Mi-26 Halo.

Salah satu sosok pahlawan yang dekat dengan Mi-6 adalah Atang Sendjaja. Dia terlibat dalam penyiapan perakitan berbagai pesawat helikopter termasuk helikopter Mi-6. Ketika bertugas merakit pesawat Mi-6 tersebut malapetaka datang kepada pemuda Bandung itu yang mengakibatkan gugurnya Atang Sendjaja. Namanya diabadikan sebagai nama lapangan udara menggantikan Lanud Semplak. Saat itu, AURI juga memiliki 41 helikopter MI-4, pesawat pengangkut termasuk Antonov An-12 B.



sumber : Merdeka