Berita
menyenangkan, pantas dan enak didengar, datang dari Pangdam Mulawarman
Mayjen
TNI Dicky Wainal Usman. Ketika menyaksikan penyerahan hibah 1
Helikopter Bell 412 EP dari Pemprov Kaltim ke Kemhan di Bandung tanggal 13 Juli
2013 dia katakan sedikitnya 12 MBT Leopard akan ditempatkan di Kaltim bersama
dengan Heli tempur Apache. Belum lama
dari berita itu ada pula berita tentang rencana besar TNI AL menyelenggarakan
latihan AL gabungan 18 negara di Natuna April 2014, namanya Latgab
Komodo.
Kiri
kanan Kalimantan memang menjadi perhatian serius Cilangkap karena di dua hot
spot itu telah berlaku ujian matakuliah teritorial, tepatnya klaim teritorial.
Di kanan Kalimantan ada Ambalat di mana tetangga jauh di hati dekat di mata
lebih merasa pantas memiliki perairan itu setelah “memperoleh” Sipadan dan
Ligitan tahun 2002. Sementara di kiri
Kalimantan ada suhu demam berkepanjangan karena Cina melakukan manuver kapal
perang di kawasan kaya sumber daya fosil itu, Laut Cina Selatan (LCS). Yang sebelah kanan Kalimantan sudah nubruk
teritori sedangkan yang kiri agaknya masih nyerempet nih.
Kedatangan
berbagai jenis alutsista secara bergelombang tentu saja beberapa item
diantaranya mestinya didekatkan dengan titik panas. Tujuannya bukan untuk memanaskan situasi
tetapi lebih berperan sebagai anti biotik pertama manakala ada serangan flu yang
mau uji kekuatan imunitas. Setidaknya
sebagai penggentar jika tetangga sebelah mau bermain api dengan NKRI. Maka pantas jika 12-15 MBT Leopard ditaruh di
Mulawarman bersama puluhan Tank Scorpion atau AMX13 untuk membentuk batalyon
kavaleri komposit. Termasuk 1 detasemen Astross sebagai kekuatan jaga nilai dan
harkat. Penempatan satu skuadron heli
komposit Apache, Mi35, Bell 412EP diyakini sudah memberikan kekuatan percaya
diri.
Bagaimana dengan Tanjungpura. Jangan kuatir, skuadron Hawk di Supadio akan ditemani dengan skuadorn UAV canggih untuk memantau pergerakan makhluk militer di seberang Entikong atau Putusibau. Tidak hanya itu, prediksi kita batalyon kavaleri dan artileri di Kalbar juga akan diisi dengan MBT Leopard, Tank Scorpion, Tank AMX13, Panser Anoa dan Artileri Caesar Nexter. Secara infrastruktur jalan raya di Kalbar lebih baik dari Kaltim karena dari ibukota Provinsi Pontianak ke wilayah perbatasan bisa dicapai. Maka penempatan Panser Anoa di Kalbar pantas. Ini berbeda dengan Kaltim. Jalan raya di Kaltim justru sejajar dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi mulai dari Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Berau, Tanjung Selor dan Malinau. Tidak menyentuh tapal batas.
Untuk
MEF tahap pertama yang selesai tahun 2014, sudahlah jelas alutsista apa yang
dibeli dan yang mau datang. Jangan lupa
MEF itu akan terus berlanjut ke tahap lima tahun berikutnya. Tentu perkuatan demi perkuatan itu akan
menempatkan posisi Kalimantan sebagai prioritas asupan gizi alutsista disamping
pulau-pulau lain. Jadi tetap optimis
dengan alokasi alutsista terbaru yang akan ditempatkan di bumi borneo itu. Tegasnya tidak hanya 12-15 MBT, tidak hanya 1
detasemen Astross, tidak hanya 5 pucuk Caesar Nexter atau 10 Panser Anoa. Pasti akan ditambah terus secara bertahap
menuju kekuatan yang disegani.
Kemudian
melihat rencana RI mengadakan latihan gabungan AL dengan 17 negara lain di
Natuna April 2014 merupakan langkah cantik sekaliguna gagah, tetapi juga harus berhati-hati. Lho
kok bisa, ya iyalah cantik karena ini berkait dengan diplomasi maritim yang
perlu dipertontonkan. Bahwa dengan
latihan itu nanti perairan ZEE Natuna akan dilintasi armada gabungan termasuk
Cina yang juga ikut latihan Komodo.
Gagah karena TNI AL menjadi leadernya dan mengirim 12 KRI terbaiknya
untuk memimpin konvoi kapal perang 18 negara menyisir beberapa kepulauan yang
berada di wilayah NKRI. Berhati-hati
karena yang ikutkan ada Cina, ada Rusia, ada Jepang, ada AS disamping
negara-negara ASEAN. Itu sebabnya
release resminya adalah latihan penanggulangan bencana.
Mengelola
suhu konflik di LCS memang perlu kesabaran dan ketenangan. Posisi Indonesia yang tak ikut dalam klaim
LCS memberi keleluasaan bagi diplomasi negeri ini ke semua pihak yang bertikai
agar bisa memperoleh “kesetaraan kehormatan bersama” melalui kegiatan latihan
militer bersama. Boleh jadi ini
merupakan titik awal untuk bersama-sama pula mencari solusi terbaik dengan
suasana kedekatan militer dan saling ketergantungan dalam hubungan ekonomi
multilateral. Perspektif hubungan antar
negara ke depan ini khususnya di kawasan Asia Pasifik akan semakin dinamis dan
mungkin saja akan terjadi petir di siang hari.
Tentu untuk mengurangi dampak petir tadi perlu ada prakarsa. Indonesia berpeluang besar memainkan prakarsa
itu.
Kita
berpandangan Leopard dan Komodo adalah kampanye. Yang pertama tentu sesuai namanya,
jangan-main-main dengan kucing hutan kami kalau tidak ingin diterkam. Yang
terakhir juga sesuai namanya, karena kata si Cina LCS sudah diklaim sejak jaman
baheula maka memunculkan nama Komodo seakan ingin menegaskan bahwa masih ada
lagi makhluk yang lebih pra sejarah, ya si Komodo itu. Bukan bermaksud menyindir
tetapi kalau klaim didasarkan pada argumen kejayaan masa lalu yang sudah
bernilai berabad-abad, kita pun bisa mengatakan kami ingin juga mengembalikan
kejayaan Majapahit. Bagaimana koko Panda ?
sumber : Analisis