Senin, 06 Mei 2019

Kemenhan Raih Anggaran Terbesar di 2020

Foto Uji Tembak Medium Tank Pindad

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tercatat menjadi institusi yang anggarannya paling besar di tahun 2020. Kemenhan pun menggeser Kementerian PUPR di tahun sebelumnya menjadi yang paling tinggi alokasi anggarannya.

Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ( PPN/Bappenas) saat acara Rakorbangpus dan Temu Konsultasi Triwulan II Bappenas-Bappeda 2019.

"Rakorbangpus ini menitikberatkan pada koordinasi perencanaan program untuk merealisasikan target RPJMN 2020-2024," kata Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Berdasarkan dokumen Bappenas, Kemenhan mendapatkan pagu anggaran di 2020 sebesar Rp 126,8 triliun sedangkan Kementerian PUPR sebesar Rp 103,8 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran belanja negara di tahun depan akan meningkat seiring dengan program prioritas pengembangan sumber daya manusia (SDM).

"Belanja negara juga harus makin baik dan berkualitas," ujar Sri Mulyani.

Berikut 10 kementerian/lembaga dengan anggaran terbesar di tahun 2020:

1. Kemenhan: Rp 126,8 triliun
Prioritas: pengadaan, pemeliharaan, perawatan alutsista. Sebelumnya Rp 107,6 triliun.

2. KemenPUPR: Rp 103,8 triliun
Prioritas: Pembangunan jalan mendukung konektivitas dan pengembangan kawasan. Sebelumnya Rp 107 triliun.

3. Polri: Rp 89,7 triliun
Prioritas: Penyelesaian tindak pidana umum, narkoba, korupsi, dan pengamanan unjuk rasa. Sebelumnya Rp 95,03 triliun.

4. Kemenag: Rp 65,2 triliun
Prioritas: Biaya Operasional Sekolah (BOS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), tunjangan penyuluh keagamaan dan revitalisasi sarpras. Sebelumnya Rp 62,15 triliun.

5. Kemensos: Rp 62,7 triliun
Prioritas: Pemberian Bantuan Tunai Bersyarat, Bantuan Pangan Non Tunai. Sebelumnya Rp 41,30 triliun

6. Kemenkes: Rp 56,7 triliun
Prioritas: Jaminan Kesehantan Nasional (JKN). Sebelumnya Rp 59,10 triliun.

7. Kemenkeu: Rp 44,3 triliun
Prioritas: Peningkatan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI), dan Modul Penerimaan Negara (MPN), perpajakan. Sebelumnya Rp 45,68 triliun.

8. Kemenhub: Rp 41,7 triliun
Prioritas: Pembangunan Bandara, kereta api, dan pelabuhan pendukung konektivitas. Sebelumnya Rp 48,20 triliun.

9. Kemenristekdikti: 39,7 triliun
Prioritas: Biaya Operasional Perguruan Tinggi, Bidik Misi. Sebelumnya Rp 41,28 triliun.

10. Kemendikbud: Rp 34,5 triliun
Prioritas: KIP, revitalisasi SMK, pembangunan ruang praktik siswa SMK, dan kompetensi guru. Sebelumnya Rp 40,09 triliun.

sumber : detik

Jumat, 24 Maret 2017

Rusia Segera Kirim Jet Tempur Su-35 Pesanan Indonesia





LANGKAWI - Rusia segera mengirim pesawat-pesawat jet tempur Su-35 ke Indonesia sesuai kontrak yang disepakati. Pengiriman yang tanggalnya belum diungkap ini akan menjadi yang pertama dari rangkaian produk pertahanan Rusia yang ditawarkan.

Rencana pengiriman itu diumumukan pihak perusahaan pertahanan Rusia, Rostec, di acara Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) di Malaysia, hari Rabu. 

”Setelah kesepakatan Su-35 selesai, kami berencana untuk terlibat dalam proyek-proyek Angkatan Laut dengan pihak Indonesia,” kata Viktor Kladov, yang mengepalai delegasi gabungan dari Rostec dan eksportir senjata Rosoboronexport, kepada wartawan, seperti dilansir Itar-Tass, semalam (22/3/2017). 

Kladov mencontohkan kontrak jual beli peralatan militer dengan Indonesia adalah pembelian helikopter. 

Menurutnya, Indonesia juga menunjukkan minat terhadap pesawat amfibi multiguna Rusia, Be-200 untuk mengatasi kebakaran hutan. ”Indonesia tertarik untuk membeli dua atau tiga pesawat jenis ini,” ujarnya. 

Militer Angkatan Udara Indonesia sejatinya telah mengoperasikan sejumlah pesawat Rusia, termasuk 11 unit Su-30 dan lima unit Su-27. Indonesia sebelumnya dilaporkan membeli 10 unit Su-35 dan pengiriman sempat diprediksi akan terjadi pada 2018 karena negara-negara lain juga memesan pesawat jet tempur canggih tersebut. 

Jet tempur Su-35 rencananya akan menggantikan jet tempur buatan Amerika Serikat F5 E/F Tiger II yang sudah uzur. 

Menurut riset IHS, Indonesia akan menghabiskan lebih dari USD20 miliar untuk pengadaan alat pertahanan pada 2016 hingga 2025. Jumlah itu mencatatkan anggaran pertahanan Indonesia masuk lima besar dunia yang tumbuh secara cepat. 


sumber : sindonews

Kamis, 23 Maret 2017

Menko Luhut Optimistis PT PAL Mampu Selesaikan Pembangunan Kapal Selam




SURABAYA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku optimistis galangan kapal nasional, yakni PT PAL Indonesia mampu menyelesaikan pembangunan kapal selam yang dipesan kementerian pertahanan (Kemenhan) RI.Luhut dalam kunjungannya itu juga mengapresiasi dan yakin keberadaan galangan kapal dalam negeri tidak akan kalah dengan luar negeri, karena sudah terbukti mampu mengekspor kapal perang.

Usai meninjau keberadaan bengkel kapal selam, Luhut beserta rombongan juga melihat langsung kapal perang jenis "Strategic Sealift Vessel" (SSV) pesanan kedua Kementerian Pertahanan Filipina yang dalam waktu dekat akan dikirimkan. 

"Kapal ini bagus pengerjaannya. Ini paten, saya akui bagus," katanya. 

Sebelumnya, pembangunan bengkel kapal selam di galangan PT PAL Indonesia bertujuan untuk memenuhi target pesananan Kemenhan. 

Dalam proses pembuatannya, PAL Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan untuk membuat tiga kapal selam terlebih dahulu dengan cara mendidik sumber daya manusia Indonesia untuk belajar ke sana membuat kapal selam. 

Dari tiga kapal selam yang dibuat, satu kapal rencananya dirakit secara mandiri oleh anak bangsa, selanjutnya untuk kapal keempat dan seterusnya dibuat sepenuhnya secara mandiri. 

Sementara itu, satu komponen atau bagian tubuh kapal selam hasil kerja sama dengan Korea Selatan kini sudah tiba dan berada di galangan PT PAL Indonesia sejak 18 Maret 2017. 

"Pak Luhut tadi juga sempat melihat keberadaan bagian kapal selam kiriman Korea Selatan di galangan PT PAL Indonesia, dan beliau mengpresiasi serta optimistis ke depannya mampu membuat secara mandiri," kata Humas PT PAL, Bayu Wicaksono. 

PT PAL Indonesia, sebelumnya telah mengirimkan sebanyak 206 orang Indonesia untuk menjalani pendidikan pembuatan kapal selam di Korea Selatan, dan diharapkan mampu membangun kapal selam secara mandiri, sebab telah memiliki infrastruktur sendiri. 

"Kalau melihat hasil pengerjaan kapal selama ini, saya yakin PT PAL Indonesia akan mampu bikin kapal selam sendiri," kata Luhut usai meninjau bengkel kapal selam di di Galangan PT PAL Indonesia di Surabaya, Senin (20/3/2017). 


sumber : okezone


Rabu, 28 Oktober 2015

Ketegangan di Laut China Selatan

Kapal militer masuki Laut China Selatan, AS ajak 'perang' Beijing
Patroli USS Lassen yang kontroversial di Laut China Selatan. ©2015 Merdeka.com/US Navy/Reuters

Ketegangan di kawasan rawan konflik, Laut China Selatan, meningkat drastis kemarin (27/10), akibat manuver Amerika Serikat. Militer Negeri Paman Sam itu mengirim kapal penghancur USS Lassen mendekati kepulauan Spratly, wilayah hasil reklamasi pemerintah China.
Kapal ini sempat mencapai jarak 12 mil laut dari terumbu karang Subi, di pinggir Spratly. Akibat kehadiran kapal itu, China langsung menyiagakan kapal perang mereka untuk membuntuti USS Lassen.
Kapal perang AS ini dianggap Beijing, sebagai "aksi sepihak yang berupaya memiliterisasi kawan Laut China Selatan," tulis Kementerian Pertahanan China dalam situs resminya, seperti dilansir USA Today.
"China mendesak AS menghormati posisi China, segera memperbaiki kesalahan ini, dan tidak mengambil langkah berbahaya atau provokatif di masa mendatang yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional China," imbuh keterangan tertulis Beijing.
Hanya beberapa jam setelah manuver USS Lassen dilaporkan ke pemerintah pusat, Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Yesui memanggil Duta Besar AS Max Baucus di Ibu Kota Beijing. Menurut Yesui, tindakan kapal perang itu "sangat tidak bertanggung jawab."
Pejabat Kementerian Pertahanan AS membenarkan sengaja mengirim kapal perang ke wilayah sengketa itu. Alasan mengirim USS Lassen adalah memancing reaksi Negeri Tirai Bambu, sekaligus menegaskan hak setiap bangsa berlayar secara bebas di Laut China Selatan.
"Operasi memang sudah dimulai... rencananya pemantauan ini hanya berlangsung dalam beberapa jam," kata salah satu petinggi militer AS yang menolak disebut namanya kepada Kantor Berita Reuters.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan USS Lassen di Laut China Selatan berjalan lancar. Pejabat Pentagon itu membantah bila ada pengusiran kapal mereka oleh armada China.
Bukan hanya mengirim kapal, armada AS juga diperintahkan berpatroli di jarak 12 mil dari Spartly adalah pesawat pemantau Angkatan Laut P-8A, serta mungkin diikuti pesawat P-3.
Beredarnya informasi ini semakin membuat China geram. Secara geopolitik, Negeri Tirai Bambu tidak pernah mengizinkan siapapun melewati teritorial Spratly.
Selama dua tahun terakhir, kapal perang China kerap mengusir kapal nelayan dari Vietnam, Filipina, ataupun Brunei Darussalam yang mendekati Kepulauan Spratly. Laporan intelijen AS menyebutkan Bejing tengah membangun pangkalan militer di pulau buatan itu. Alhasil, negara sekutu seperti Taiwan dan Filipina meminta AS terlibat lebih aktif di Laut China Selatan untuk mengimbangi manuver China.
Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menolak berkomentar apa pun mengenai insiden kapal kemarin. Dia menyerahkan tanggung jawab klarifikasi kepada Pentagon.
Kendati demikian, Earnest mengatakan AS memandang pentingnya arus perdagangan bebas bisa terwujud di Laut China Selatan kepada Negara Tirai Bambu itu. Secara tidak langsung, Negeri Adi Daya ini meminta China tidak melanjutkan klaim teritorial yang agresif.
Selain salah satu jalur perdagangan utama dunia, Laut China Selatan sangat kaya sumber daya hayati laut serta migas. Potensi ekonomi per tahunnya minimal USD 5 triliun (setara Rp 682 triliun). Pemerintah Tiongkok punya doktrin bahwa 90 persen perairan itu milik mereka sejak era kekaisaran.
Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan menolak doktrin China. Negara-negara ini turut mengajukan klaim wilayah di perairan tersebut ke Dewan Landas Kontinen PBB.
Filipina sejak Juli lalu, sudah mengadukan China ke Mahkamah Internasional, di Kota Den Haag, Belanda. Mahkamah Internasional berusaha menentukan negara paling berhak atas 200 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di sekitar Kepulauan Spratly.
Sumber : merdeka


Jumat, 21 Maret 2014

"Usman-Harun" Muncul di JIDD, Singapura Berang

Singapura menarik delegasi mereka dari JIDD di Jakarta.
Dua prajurit TNI AL mengenakan seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) dengan nama Usman dan Harun di Jakarta International Defence Dialogue (JIDD),(19/3/2014).

Dua prajurit TNI AL mengenakan seragam khas Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) dengan nama Usman dan Harun di Jakarta International Defence Dialogue (JIDD),(19/3/2014).

Ketegangan antara Indonesia dan Singapura kembali mencuat paska penamaan Kapal Perang RI Usman-Harun. Singapura mengaku kecewa setelah dua prajurit memakai baju marinis dengan badge 'Usman' dan 'Harun' di acara Jakarta International Defence Dialogue, Rabu 19 Maret 2014. 

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Singapura mengaku kecewa dengan 'insiden' itu dan menarik delegasi militer mereka dari acara tersebut, seperti dikutip dari lamanTodayonline edisi Jumat 21 Maret 2014. Diberitakan sebelumnya, Singapura menganggap Sersan Dua Usman dan Kopral Harun Said tak lebih dari teroris yang membom negaranya tahun 1965. 

"Pejabat kami di Kedutaan Jakarta sudah berbicara dengan perwakilan Kementerian Luar Negeri RI dan TNI mengenai kekecewaan kami mengenai insiden di sebuah acara internasional itu, di mana Singapura diundang sebagai tamu," kata Kemlu Singapura. 

Singapura juga mengaku bingung dengan komentar Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro yang--menurut media di Indonesia--mengatakan, "tak masalah' dengan keberadaan dua marinir bernama 'Usman' dan 'Harun' dalam acara itu. 

Laman Todayonline juga mengutip pemberitaan Tempo yang menyebutkan, kedua marinir yang mirip Usman-Harun itu adalah Sersan Hari dan Sersan Ahmad. Namun, tak jelas betul dari kesatuan mana mereka berasal. 

Jakarta International Defence Dialogue ( JIDD ) 2014 adalah forum yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara negara-negara di wilayah Indo - Pasifik. Forum itu diperkirakan dihadiri sekitar 500 delegasi, termasuk pejabat militer dan pejabat pemerintahan dari 46 negara. Acara ini diadakan sebagai bagian dari ulang tahun Universitas Pertahanan Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, Usman dan Harun adalah pahlawan bagi Indonesia, namun tidak bagi Singapura.

KRI Usman-Harun
Diberitakan sebelumnya, awal Februari lalu, Singapura sempat keberatan dengan niat Indonesia menamai kapal yang baru dibeli dari Inggris: KRI Usman-Harun. Singapura menilai, Indonesia tidak sensitif. 

Usman dan Harun adalah marinir yang diperintah untuk menyusup ke Singapura tahun 1965. Kala itu, Singapura merupakan bagian dari Malaysia. Dan, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan Malaysia. 

Tugas Usman, Harun, dan seorang lainnya bernama Gani sangat rahasia, yaitu membom pusat Singapura. Pada tanggal 10 Maret 1965, mereka berhasil melaksanakan tugas, yakni membom MacDonald House, gedung berlantai 10 di Orchard Road yang menjadi kantor Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC). Gedung itu berada di pusat keramaian Singapura. 

Reruntuhan tembok menimpa 150 karyawan bank, yang sedang merapikan pekerjaan mereka. Meja, kursi, dan mesin ketik terpental hingga ke jalan. Tiga orang tewas, dan 33 lainnya terluka. Puluhan mobil rusak berat. Kaca-kaca jendela gedung sepanjang Orchard Road hancur dalam radius 100 meter dari MacDonald House.

Sial bagi Usman dan Harun yang kemudian tertangkap otoritas Singapura. Mereka kemudian divonis mati. Keduanya digantung pada 17 Oktober 1968.

Atas jasa mereka selama konfrontasi dengan Malaysia itu, TNI AL mengabadikan nama keduanya di kapal perang yang baru dipesan dari Inggris.

sumber : Viva

Kamis, 06 Maret 2014

Dibentak Kopaska, tentara laut Malaysia kabur dari Ambalat



Ada lagi cerita menarik soal Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat.

Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.

Rupanya cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia.

sumber : Merdeka

Selasa, 28 Januari 2014

Analisis : Australia, Mengapa Harus Panik Dan Berkeringat

Kepanikan PM Australia dengan pergerakan angkatan laut dan udara Indonesia di depan Darwin sangat terlihat ketika dia dalam sebuah wawancara dengan Independent Australia mengatakan akan memanggil pulang seluruh kapal perang yang sedang bertugas di luar negeri dan menunjuk seorang menteri urusan pertempuran.  Dalam ruang pandang diplomatik ini merupakan langkah overdosis yang justru akan mentertawakan kualitas kepemimpinan Abbott yang selalu umbar pernyataan emosional dan kepanikan.  Kenyataan memang begitu, uji cerdas cermat dan intelektual kepemimpinan dari unsur partai Liberal kalah kualitas jika ditandingkan dari unsur partai Buruh.  Karena mata pelajaran yang tak diajarkan kepada Tony Abbott selama kuliah di kampus partai Liberal adalah mata pelajaran kesantunan dan budi pekerti.

PM Australia ini mesti berhati-hati dengan model arogansi pertetanggaannya.  Jika buruknya hubungan ini tidak dikelola dengan hati nurani dan kualitas intelektual kepemimpinan maka kerugian lebih besar akan ditanggung negeri itu.  Kerugian paling fatal dari semua akibat gaya kepemimpinan yang sok jagoan itu adalah dibukanya kartu truf diplomatik yang selama ini disimpan di lemari pendingin Kemenlu.  Yaitu merapatnya Indonesia ke Cina dan Rusia. Jika ini terjadi maka sesungguhnya negeri aborigin itu sudah terisolasi dari mata rantai utama Asia Pasifik, dan benarlah  kata Gus Dur waktu itu, Australia menjadi negeri usus buntu.
Sebaran sejumlah KRI
Perhitungan visioner Indonesia ini harus bisa dianalisis dengan cermat oleh Australia kalau tak mau terjadi sebuah kisah perjiranan yang patah arang, sesal kemudian tak berguna. Kedekatan hubungan diplomatik dan militer Indonesia dengan Cina tak terbantahkan saat ini. 
Paman Panda sedang mendirikan sekolah rudal di Indonesia, sesuatu yang jarang terjadi di dunia karena negara pemilik teknologi rudal sangat pelit ilmu. Jika transfer teknologi rudal C 705 ini di wisuda, maka mulai tahun 2017 Indonesia akan mampu memproduksi peluru kendali anti kapal yang bisa dikembangkan menjadi peluru kendali varian lain yang lebih gahar. 

Demikian juga dengan Rusia.  Masih ingat ketika KTT APEC di Bali Oktober 2013, Presiden SBY bermain gitar dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Vladimir Putin. Lalu keduanya berpelukan hangat sementara Abbott salah tingkah, padahal pemimpin APEC yang lain bertepuk tangan hangat.  Bukankah ini sinyal kedekatan RI-Rusia.  Buktinya ada tawaran 10 kapal selam herder dari Rusia dan rencana beli Sukhoi SU35 serta persenjataan maut lainnya.  Penting juga diketahui bahwa Cina dan Rusia akan mengikuti latihan gabungan angkatan laut 17 negara bertajuk Latgab Komodo April mendatang di Natuna.  Sementara Australia mengundurkan diri, sebuah sikap serba salah. Kalau diikuti malu hati karena hubungan militer dengan RI sedang dingin.  Kalau tidak diikuti kok merasa terkucil padahal latihan itu ada di medan konflik yang harus diikuti percaturannya, Laut Cina Selatan.
2 KRI jenis fregat siaga di pangkalan aju
Jika Indonesia merapat ke Cina maka konflik teritori di Laut Cina Selatan secara psywar telah dimenangkan negeri semilyar ummat itu.  Dengan Cina memeluk Indonesia sebagai pemilik teritori bumper untuk Australia maka bisa dipastikan negeri selatan itu akan klimpungan sendiri, meski di belakangnya ada AS.   
Belum lagi dengan kekuatan ekonomi Cina yang akan mengambil alih posisi kepemimpinan liga kekuatan ekonomi dari AS pada tahun 2018 dan akan terus memimpin tanpa bisa dikejar lagi oleh AS.  Sementara pada saat itu kekuatan ekonomi Indonesia yang saat ini menduduki 15 besar dunia, nomor satu di ASEAN akan terus melaju menuju anak tangga 13 besar dunia.  Tahun 2030 diprediksi kekuatan ekonomi Indonesia menduduki 9 besar dunia dimana di sepanjang urutan itu tidak ada nama Australia.

Makanya kita harus berwawasan visioner dong dalam memandang masa depan.  Bukan mencak-mencak gak karuan, reaksioner, emosional, merasa lebih hebat, besar kepala karena dilindungi oleh Pak De dan abang sepupunya, AS dan Inggris.  Persekutuan Indonesia dengan Cina dan Rusia, jika terbentuk, akan mampu menjungkirbalikkan peta kekuatan ekonomi dan militer Asia Pasifik.  Abad Asia Pasifik sudah di depan mana.  Kan gak pernah disebut abad Asia Australia atau abad Asia Australia Pasifik.  Dari ungkapan itu saja tersirat bahwa memang ke depannya negeri benua selatan itu tidak dianggap oleh negara-negara “asli” Asia Pasifik. Jadi harap maklum ya, dia kan “pendatang” bukan penduduk asli Asia Pasifik.
Jet tempur Sukhoi menjatuhkan bom
Kahadiran armada angkatan laut Indonesia di pagar halaman Darwin tentu sudah terukur tujuannya.  Seperti yang disampaikan Menlu Marty bahwa ada 4 perahu “milik” Australia yang dikembalikan ke teritori Australia oleh tiga KRI.  Jadi diantar sampai batas 12 mil pantai utara benua itu.  Jadi jelas tujuannya, bukan mau ofensif atau menyerang.  
 Ini operasi kawal border dan boleh saja disebut unjuk kekuatan, tapi kan unjuk kekuatannya di pagar halaman sendiri.  Jadi sangat lucu kalau kehadiran kapal perang sebuah negara lalu disikapi dengan pernyataan kepanikan, siaga perang sampai menyebut operasi darurat mempertahankan daratan Australia, memanggil kapal perang yang sedang bertugas di luar negeri, menunjuk menteri pertempuran.  Alamak, macam gelap saja dunia ini di wajahnya.  Mengapa harus panik dan berkeringat.

Biasanya operasi siaga militer tidak untuk konsumsi publik.  Pengerahan armada laut RI ke NTT tidak diumbar di media dalam negeri.  Demikian juga ketika RI mengirim 2 fregat dan 1 LPD ke Somalia untuk membebaskan KM Sinar Kudus, semua rakyat bangsa besar ini tak ada yang tahu karena ini menyangkut strategi militer.  Jadi semua yang dilakukan Indonesia itu terukur, terkontrol dan proporsional.  Hubungan pertetanggaan RI dan Australia adalah takdir sejarah karena letak keduanya tidak bisa dipindah sampai kiamat. Jadi marilah melihat hubungan bilateral ini dalam perspektif yang luas dan visioner.  Bagaimana ke depannya generasi penerus kedua bangsa bisa saling mengisi kelas-kelas kesejahteraan dan kebagusan cara pandang. 


Semua persoalan hubungan bisa diselesaikan dengan otak bukan otot.  Karena Australia lebih dulu mengedepankan otot untuk urusan manusia perahu, kita juga bisa tunjukkan bahwa kita juga punya otot. Ini lho otot kami, kata sejumlah KRI di pagar Darwin, ditemani herder bawah laut.  Anehnya 3 KRI itu tidak ada yang “menyambut”. Memang keki juga berhadapan dengan pemimpin tetangga yang berkarakter “trouble maker”. Tapi percayalah model itu tidak mewakili suasana bathin sebagian besar rakyat dan bangsa Australia.  Dan kita yakin suatu saat nanti Tony Abbott akan terengah-engah sendiri dengan lagak cowboynya.  Apalagi kalau Pak De dan abang sepupunya AS dan Inggris bilang setengah membentak : “Mr Abbott, stop your cangkem, mingkem !”.

sumber : Analisis